Sabtu, 23 Oktober 2010




image by balog


Perjalanan Jakarta – Denpasar Bali dengan sedan kecil

Hari pertama
Kesempatan kali ini untuk mencobah mengendarai sedan kecil Toyota Yaris jarak jauh sendirian terkabul, setelah mendapat dukungan dari istri dan anak. Mengingat kendaraan tersebut sangat di butuhkan oleh putri saya yang sedang bekerja magang di salah satu perusahaan produsen kramik di bilangan Uluwatu Denpasar Bali.
Persiapan singkat dan rencana perjalanan sudah siap, seperti keperluan perjalanan, peta
Jawa Bali, senter, lap,peralatan mandi, pakaian , minuman dan makanan kecil dan lain-lain.
Pejalan saya mulai dari Jakarta , tepat Jam 2.30 hari H tepat di hari raya Lebaran 1 syawal 1431 hijrah, Dengan kecepatan sedang 80 km sampai 100km perjam saya lalui jalan mulus toll Cikampek , masuk simpang jonim,Indramayu, Cerebon, tol kanci - Pelagan , bersamaan solat Idul Fitri, mobil yang saya kendarai telah masuk jalan tradisionil pantura Brebes. Sepanjang jalan ini kecepat berkurang untuk menghormati jemaad yang sembayang dengan mengambil satu jalur jalan yang ada.
Sepanjang jalan dari brebes ke Tegal, Pekalongan, Subah , Alas roban sampai Grinsing , tidak ada hal yang menghambat kecuali sedikit macet di tegal karena banyak orang yang bubar sembayang di taman kota. Kondisi jalan yang sepi dan cukup baik tidak terdapat lobang dan gelombang di jalan, membuat perjalan ini sangat menyenangkan walau mengendarai mobil kecil seperti Toyota Yaris ini.
Dikota Grinsing di kaki Alas roban yang angker ini saya berhenti untuk istirahat, di sebuah restorant favorit saya ayam goreng yang memang terkenal lezat, kesempatan ini saya pergunahkan untuk mandi dan makan pagi di sana.Restorant Indra namanya, restorant ini cukup bersih dan terjangkau.
Tepat jam 10.30 saya meninggalkan restorant terus menujuh kota Semarang dengan mulus, Memasuki kota semarang saya berpikir untuk mengambil jalan tengah menuju Kota Solo , Caruban terus ke Jawa timur. Setelah belok Kaman dari pinggiran kota semarang masuk Tol Semarang Ungaran Tujuan kota Solo, Di sini terjadi Hambatan, selepas tol , kendaraan saya terjebak macet yang luar biasa, Setelah 1jam berjuang untuk sabar, dengan melihat kondisi jalan yang demkian padat, akhirnya saya putuskan untuk memutar kembali masuk jalan tol menuju kota semarang dan seterusnya belok kanan kea rah kota pati di pantura Jawa tengah, Setelah mengisi bensin pertamax , perjalanan saya teruskan menuju Timur, kudus, Rembang dan makan siang di kota ini dan beristirahat.
Hari pertama saya lampau dengan baik, setelah sampai di rumah Ipar di bilangan Galaxy kota Surabaya barat.Karena sisa perjalanan dari Rembang ke Surabaya saya lakukan denan santai , maka baru Jam 8.30 saya sampai di rumah untuk beristirahat mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan sisanya Denpasar Bali esok hari.
Bersambung ke hari ke 2
Perjalanan Jakarta – Denpasar Bali dengan sedan kecil
Hari ke 2

Setelah makan pagi, saya melanjutkan perjalan dari kota Surabaya menuju pulau Bali, Kali ini Ipar saya menyetai saya dalam perjalan ini, saya tidak kuasa utuk menolaknya, karena perlanan ini juga penting bagi dia untuk menjenguk orang tuanya yang tinggal di Denpasar.
Dalam perjalan saya awali dengan mencoba menembus kemacetan hebat di jalur porong menuju kota Pasuruan, Perjalanan di mulai Jam 9.30 dari Surabaya , Jam 11.30 kami belum juga lolos dari jalur ini.kami segaja tidak ingin memakai jasa penunjuk jalan di sepanjang jalan porong ini melalui jalan kampong di sekitar sebelah utara tanggul Lapindo..Untuk itu kami sabar saja menyusuri h secara perlahan jalan porong yang berdampingan dengan tanggul Lumpur sidoarjo yang terkenal itu. Jalur ini terpaksa kami ambil karena kami tidak ingin berputar mengambil jalan alternatif memutar melalui kota krian menuju kota mojokerto terus ke pasuruhan yang lebih jauh.
Selepas jalur macet porong, kami disambut jalur sempit menuju dan selepas kota pasuruhan, disini pun macet dan berjalan merayap, Begitu banyak motor yang melalui jalur ini bercampur dengan kendaraan bus dan mobil pribadi.
Setelah beristirahat di sebuah Pom Bensin yang mempunyai fasilitas rest area lengkap seperti tempat mandi bersih , restorant, penginapan dan parker yang luas, kami pun melanjutkan perjalanan,dengan mulus dan dengan kecepatan yang dapat berkembang sampai 100km perjam , kamipun sampai di ketapang dan makan sore di sana.
Dengan hujan rintik-rintik kami masuk terminal penyeberangan dengan membayar rp.94.000, untuk ongkos penyeberangan ferry, Jam menujukan pukul 19.00 waktu Jawa. Setelah 45 menit perjalanan kami pun keluar dari perut Ferry terus non stop menuju kota Denpasar, . Di iringi hujan kecil kami melaju dengan cepat menuju terminal ubung di Denpasar. Tepat Jam 10.30 waktu Bali, kami telah tiba di pasar Pidada belakang terminal bus Ubung untuk makan malam . Ipar saya yang mengendarai kendaran ini dengan cepat memarkir kendaraan dan cepat masuk kedalam pasar yang telah tutup menuju warung makan faforitnya yang di Bali dikenal “nasi Ubung”. Nama ini terkenal karena pemilik nya dulu menjajakan Nasi ini diterminal bus Ubung,. Baru buka Jam 12.00 malam, Biasanya langsung di serbu pengemarnya dan harus antri untuk menikmatinya.Sekarang karena tenaga dan usia si embok pedagang telah pindah kepasar Pidada dan buka Jam 19.00 dan habis tidak habis Jam 23.00 telah tutup.kami beruntung masih dapat menikmati makan malam “ nasi ubung” di pasar pidada ini. Dengan nikmat ipar saya menghabisi 2 porsi nasi ubung malam itu.
Nah sekarang bagaimana, datang terus ke rumah pemondokan anak saya dibilangan Sida karya, akan menggangu orng tua yang sedang istirahat, kami putuskan untuk mencari hotel di sekitar pasar Pidada ini. Mengingat sebelum menyerahkan kendaraan ini, harus di service dulu di astra 2000, yang bengkelnya tidak jauh dari pasar pidada ini.
Singkat cerita, kami bersyukur setelah bertanya dan berputar putar di sekitar kawasan Pidada ini, kami menemukan hotel bagus : “Hotel Merta sari “ (J.W. Menuh) di jalan Pidada barat XIII Ubung Denpasar Bali. kamipun mendapatkan hotel sekelas melati yang baru dibangun di bulan April 2010 dengan harga yang sangat terjangkau Rp. 75.000, permalam,tanpa AC,hotel bersih , tidak dapat makan pagi
Hari ke tiga pagi-pagi hari minggu , kami membawa mobil kecil Toyota Yaris ini ke Bengkel Astra 2000 untuk menjalani perawatan rutin service ke km. 20.000